About Sukanyindircom
Sukanyindircom is a shoe store, located at Jl. Mandala V, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia 61254
Tunggu Apa Lagi? Bawa sepatu kotormu kemari. Dijamin bersih kembali dan aman. Fast Clean, Deep Clean, Unyellowing, Recolor, Change Color
Tags
Budaya membaca di Indonesia masih memperihatinkan. Itu bisa dilihat bahkan tanpa data dan penelitian ilmiah sekalipun. Masyarakat lebih memilih audio visual untuk menyerap informasi yang berkembang. Tapi tidak masalah, asal konsekuensi menjadi bangsa instan bisa diterima dengan bangga.
Dari 61 negara Indonesia menempati urutan ke-60, berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World”. Di negara-negara ASEAN, peringkat itu tepat di bawah Thailand yang menempati urutan ke-59. Padahal, kata Anies Baswedan ketika masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dikutip dari kompas.com (29/08), infrastruktur untuk membaca di Indonesia mengungguli negara-negara lain, bahkan Eropa, seperti Jerman dan Portugal. Ada apa gerangan?
Kami, sukanyindir.com, ikut memikirkan fenomena menyedihkan itu. Negara besar dengan bangsa yang besar pula, tidak pantas rasanya memiliki peringkat minat baca yang rendah. Apa lagi, Indonesia sempat menjadi negara yang memiliki potensi adidaya setelah kemerdekaannya.
Kami berasumsi bahwa minat baca bangsa dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran atas pentingnya membaca. Tidak seperti kesadaran membaca rakyat Jepang—setalah tumbang dari Perang Dunia II—yang membuahkan akselerasi rekonstruksi negara yang luar biasa, Indonesia justru terbuai dengan informasi instan ala teve-teve dan ringkasan cerita dari mulut ke mulut, telinga ke telinga.
Sejujurnya, Indonesia pun sempat mengalami dunia literasi yang “hidup” dan membumi beberapa tahun setelah kemerdekaannya. Namun sayang, kegitan bermanfaat itu terhenti secara alami akibat ketidakkonsistenan dan keyakinan yang kuat bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang membuat sehat dan menaikkan drajat manusia.
Selain itu, bacaan yang ada di Indonesia juga mempengaruhi minat baca. Jangan-Jangan, buku-buku atau muatan-muatan tulis lain, apa pun jenisnya, sangat membosankan dan kurang bersahabat dengan masyarakat sehingga masyarakat tidak bisa menikmati apa yang dibacanya.
Akibatnya, masyarakat menjadi bosan dan memutuskan untuk mencari dan menggali informasi secara instan. Hasilnya, masyarakat sangat rentan oleh isu-isu yang berkembang, bahkan rela menjadi martir atas pengetahuan yang didapatkan secara instan tersebut.
**
Sukanyindir.com hadir di tengah-tengah masyarakat secara senapas dan familiar yang mengindonesia, tetapi tidak mengesampingkan muatan-muatan penting dan jujur.
Kritik atas segala fenomena yang berkembang sebisa mungkin dan secara tidak langsung, kami landasi dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang dikemas layaknya obrolan teman minum kopi. Tujuan kami sederhana, selain ingin membudayakan membaca, kami ingin masyarakat Indoesia bisa menikmati kegiatan membaca. Untuk itu, sukanyindir.com hadir menjadi “teman” di tengah-tengah masyarakat.
Tag line kami “agak sinis, tapi romantis” memang merupakan dua hal yang bertentangan. Namun bagi kami, sinis adalah sikap yang pantas terhadap fenomena timpang. Meski demikian, sikap romantis kami adalah wujud dari kemesraan atas kepedulian akan ketimpangan-ketimpangan tersebut. Jadi, sinis bukan berarti benci, tetapi sikap sinis adalah kemesraan yang kami tawarkan untuk pembaca.
Tulisan-Tulisan reflektif yang mengandung pengetahuan, kritik, candaan, solusi, dan sapaan terhadap pembaca dengan menyertakan subjek “Kamu” atau “Anda” adalah beberapa unsur yang kami pentingkan dalam sebuah tulisan, selain mudah dipahami dan tidak repot.
Hadirnya sukanyindir.com sebagai sahabat di tengah-tengah masyarakat senantiasa kami amini menjadi sebuah keniscayaan tumbuh kembangnya minat baca di Indonesia. Selain itu, kami juga berharap, masyarakat yang kini mulai sadar akan berita dan informasi hoax secara tertulis, tidak cepat berpaling muka terhadap dunia tulisan. Lihatlah kami sebagai sahabat dan teman guyon cerdas yang tak memiliki maksud untuk mengecewakan.